Program  OPLA (Optimasi Lahan) Dari Kementan,  Akan Meningkatkan Hasil Tani Bagi Gapoktan Kepenghuluan Parit Aman

Jumat, 26 Februari 2021 - 23:23:45 WIB Cetak

Momem Riau (Rohil, 26/02/2021) - Produktivitas pertanian di Kabupaten Rokan Hilir (Riau) sudah menunjukkan peningkatan yang mampu memenuhi permintaan konsumen luar daerah. Kementerian Pertanian (Kementan) masih mencoba untuk terus meningkatkan produktivitas tersebut dengan melakukan optimasi lahan.

Menurut Muklis dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Rohil berharap daerah Kabupaten Rokan Hilr dapat memiliki lumbung pangan. Hal itu sekaligus menjaga ketersediaan pangan dari tingkat terendah.

“Lumbung pangan bisa dilakukan jika produktivitas tinggi. Untuk itu, Kementan mencoba meningkatkan produktivitas dengan melakukan optimasi lahan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan dipinggir sungai rokan Kepenghuluan Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir - Rau.

Untuk beberapa periode Kementan akan melakukan Opla rawa seluas 50.000 hektare (ha) di 14 provinsi. Upaya ini dilakukan untuk menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pangan.

Opla rawa menjadi salah satu cara untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia, terutama dengan terus meningkatnya konsumsi masyarakat. Menurut Muklis lahan yang dioptimalkan tersebut dibangun bendungan agar air pasang tidak sampai ke pemukiman lahan pertanian produktif melalui penataan sistem air (irigas) dan tanggul.

“Sepanjang tahun, sebagian lahan tergenang air pasang dan optimasi lahan ini harus bisa membantu mengatasinya dengan manajemen tata air,” kata Muklis pendamping/pembina gapoktan dari Dinas Ketahanan dan Pertanian Rohil yang ditugaskan oleh Kementrian Pertanian.

Pusat Data Daerah Rawa dan Pasang Surut mencatat, Indonesia memiliki potensi lahan rawa 33,4 juta ha yang terdiri dari lahan pasang surut 20,1 juta ha dan rawa lebak 13,3 juta ha.

Program dari kementan ini telah kita usulkan di lahan rawa pasang surut Kepenghuluan Parit Aman Kabupaten Rohil - Riau luasnya 1000 ha dan akibat musibah pandemi covid-19 terjadi pengurangan anggaran 2019 dikementan, maka yang dapat direalisasikan hanya 570 ha dan sisa 430 ha lagi kelompok tani belum mendapat bantuan opla "harap bersabar dan akan kita usulkan kembali" ungkap Sutrisno sekretaris dari kelompok Bina Tani Kepenghuluan Parit Aman kepada Tim Redaksi Momen Riau, Alpin.

“Konstruksi yang kita bangun jaringan irigasi, tanggul dan pintu air dan saat ini berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah karena proyek dikerjakan bekerja sama dengan konsultan perencana dan pengawasan yang profesional sesuai dengan bistek. Disitu juga kita libatkan dari unsur TNI dari Babinsa Serda Agus Salim dan Kepala Desa Kepenghuluan Parit Aman yang dikenal dengan nama Datuk Penghulu Supratno", ungkap Muklis kepada awak media.

“Selain itu, jaringan irigasi, tanggul dan pintu air berfungsi lebih baik, sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Dengan upaya ini kita berharap produksi meningkat dan kesejahteraan petani membaik,” tegasnya.

Muklis menjelaskan, Oplah pertanian di rawa menjadi lahan pertanian produktif bisa dilakukan melalui penataan sistem tata air. Salah satu komponen kegiatan fisik optimalisasi rawa adalah perbaikan infrastruktur lahan dan air, di antaranya yaitu pembuatan/rehabilitasi saluran, pintu-pintu air, tanggul, serta penyiapan dan pemanfaatan lahan.

“Hasil produksi meningkat, jaringan irigasi, tanggul dan pintu air berfungsi lebih baik. Selain itu, jalan untuk usaha pertanian menjadi lebih baik sehingga dapat menurunkan biaya hingga meningkatkan pendapatan dan sebagainya, kita dari perangkat desa sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat atas terlaksananya bantuan ini“ ungkap Kepala Desa Kepenghuluan Parit Aman, Supratno.

Editor: Alpin




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ